Banyak yang tidak percaya kalau aku tidak bisa masak, karena melihat aku bisa membuat kue. Sepintas orang akan melihat membuat kue dan memasak itu adalah pekerjaan yang sama. Artinya orang yang bisa masak sudah seharusnya bisa membuat kue dan orang yang bisa bikin kue sudah sewajarnya bila bisa masak.
Namun sebenarnya tidak selalu demikian. Yang bisa masak belum tentu bisa bikin kue, dan yang bisa bikin kue juga bisa saja orang yang tidak bisa memasak. Nah aku adalah orang yang kedua ^_^ (diralat: eehm masak sih bisa, tapi yaa gitu deh hehehe…)
Tujuan akhir dari memasak dan membuat kue memang sama, yaitu mencampur aneka bahan makanan untuk menghasilkan sajian akhir berupa makanan yang lezat untuk disantap. Namun tata laksana (jiiaahh bahasanya!) atau prosedur dalam melakukan dua pekerjaan itu banyak sekali yang berbeda.
Salah satu prosedur ketat dalam membuat kue adalah mengusahakan ukuran bahan-bahan yang digunakan sepresisi mungkin sesuai resepnya. Dan tentu saja kita membutuhkan timbangan agar ukuran bisa setepat mungkin. Selain ukuran bahan, maka kewajiban lainnya adalah taat pada prosedur dan urutan proses yang disebutkan dalam resep. Nah ini menurutku perbedaan utama antara memasak (cooking) dan membuat kue (baking).
Asisten dapurku adalah seseorang yang sudah terlatih memasak dan masakannya enak banget. Apalagi kalau bikin sambal, wuiih mantap! Sambal bu Rudy mah lewaaat … Beberapa kali asistenku melakukan improvisasi ala memasak saat melakukan proses membuat kue. Dan ketika hasilnya tidak seperti yang diharapkan, sang asisten pun akan bertanya-tanya, “Kok jadi begini ya hasilnya? Kemarin hasilnya tidak begini kok?” Nah kan, capedeee … kan repot klo mesti bikin kue jualan. Kemarin teksturnya begini, eh sekarang teksturnya begitu. Dan ini kejadian looh di masa awal aku berjualan kue dan asistenku masih suka eyel-eyelan dengan improvisasinya #lapkeringet.
Dalam membuat kue, aku selalu berkata “baking is engineering” karena itulah ada timbangan kue 🙂 Salah satu hal terpenting dalam membuat kue adalah memastikan ukuran yang tepat tiap kali membuat ulang suatu resep kue. Ukuran yang kurang presisi atau hanya berdasarkan perasaan saja, dijamin akan membuat kue berubah-ubah rasa dan teksturnya.
Menurutku perbedaan utama dalam membuat kue dengan memasak adalah dalam proses pembuatan kue kita tidak bisa menambahkan bahan yang kurang ketika adonan sudah berada di dalam oven atau kukusan. Sehingga memastikan semua bahan sudah diukur dengan tepat dan diproses dengan cermat adalah suatu keharusan dalam membuat kue.
Apalagi bila kita bermaksud untuk berjualan kue dan memiliki beberapa asisten untuk membantu kita dalam membuat kue. Maka sebaiknya pastikan semua bahan yang akan diolah oleh asisten kita sudah dalam ukuran yang tepat.
Bahkan untuk menjamin standarisasi rasa dan tekstur kue terutama untuk keperluan jualan, aku biasanya sudah membuat premix untuk semua adonan berbentuk tepung terlebih dahulu. Sehingga asisten tinggal mencampur tepung premix tersebut dengan telur dan bahan-bahan lainnya. Ohya seharusnya telur pun ditimbang dalam gram agar lebih presisi. Namun dalam hal ini aku masih memilih untuk menggunakan ukuran butir telur dan hanya berusaha memastikan bahwa ukuran telur yang digunakan besarnya sama. Klo punya langganan penjual telur, kita bisa minta telur yang ukurannya sama, cukup dengan sebut, “Pak, telurnya yang sekilonya 10 butir ya” …
Standarisasi resep dalam gram ini akan memudahkan juga apabila aku harus membuat kue dalam jumlah dua kali, tiga kali bahkan 4 kali lipat. Karena semua ukuran dalam gram, tinggal dikalikan saja. Bahkan untuk membuat perhitungan modal dan harga jual, akan lebih mudah bila semua bahan resep sudah disesuaikan dalam gram. Hal ini aku bahas dalam artikel terpisah terkait dengan cara menghitung harga jual kue.
Membuat kue dengan timbangan juga akan mempercepat pekerjaan. Aku tinggal meletakkan mangkuk di atas timbangan, lalu satu per satu bahan dimasukkan sesuai ukuran. Pencet tombol “tare” untuk me-nol-kan lagi timbangan lalu masukkan bahan berikutnya. Kalau pakai ukuran dalam cup ? hmmm … Cup untuk bahan tepung dan cup untuk mentega harus dibedakan. Butter dalam ukuran cup ? ini ribet banget, mesti membersihkan sisa-sisa butter yang lengket. Brown Sugar, oh mesti dipadatkan. Kalau terigu, jangan dipadatkan. Ada perbedaan perlakuan bila menggunakan cup dan itu harus diingat selalu agar tidak salah dalam mengeksekusi resep.
Oleh karena itu bila memang kita serius mau belajar baking atau bikin kue, sebaiknya miliki timbangan (digital) yang baik dan mulailah melakukan konversi resep yang menggunakan cups ke ukuran resep dengan gram.
Happy baking!
Discover more from Cakefever.com
Subscribe to get the latest posts sent to your email.
Bersyukur…. aku bisa dua2nya