Membuat roti itu tidak mudah buatku. Apalagi kalau harus ngulenin dengan tangan, jarang bisa kalis dengan benar. Sampai aku bela-belain beli mikser Bosch yang kayak donat itu untuk memastikan adonan roti bisa kalis tanpa harus keringetan. Tapi ternyata ada cara yang lebih mudah untuk membuat roti, yaitu pakai saja Bread Maker! Dan Bread Maker yang aku pilih adalah Panasonic SD P104 yang ramping dan tidak menyita banyak tempat. Buat yang sedang cari Review Bread Maker Panasonic SD P104, silakan lanjut baca yaa …
Sudah berapa tahun lamanya tidak ada posting baru di blog ini ya? Posting terakhirku tahun 2017 bulan Oktober tentang cara membuat Self Rising Flour. Sementara posting resep Prol Tape ala Cakefever sebenarnya hanya menaikkan posting lama yang sempat hilang. Resep ini ternyata dicari-cari oleh penggemar Prol Tape ala Cakefever ini sehingga aku berusaha menuliskan kembali ceritanya dan resepnya.
Selama tidak ada postingan baru, memang sebenarnya aku pun tidak aktif lagi melakukan kegiatan baking di rumah. Tidak aktif, bukan berarti aku tidak pernah buat kue lagi di rumah. Tapi aku tidak aktif lagi mencoba resep baru, hanya membuat kue-kue yang sudah biasa aku buat. Apalagi ketika aku memutuskan untuk berhenti jualan kue, praktis kegiatanku membuat kue hanya berdasarkan permintaan keluarga saja hehehe. Jadi memang belum ada cerita baru tentang Baking is Engineering lagi niih …
Nah resolusi tahun 2019 inginnya bisa mulai aktif nge-Blog lagi. Artinya mesti mulai lagi aktif buat kue dong ya, kalau nggak mau nulis apa nih di Cakefever kalau bukan tentang buat kue?
Untuk posting perdana ini, aku ingin review satu kitchen appliancesku yang teramat sangat membantu dalam rutinitas membuat roti di rumah, yaitu Bread Maker Panasonic SD P104.
Cita-cita memiliki Bread Maker dimulai ketika anakku mendeklarasikan bahwa setiap hari ia ingin membawa bekal roti ke sekolah. Dan dimulailah kegiatan nungguin mamang tukang roti tiap pagi. Namun ini akhirnya mulai jadi masalah ketika si mamang beberapa kali lama muncul di depan rumah. Si anak pun seringkali jadi resah gelisah dan akhirnya berangkat sekolah tanpa bekal rotinya itu.
Lalu kenapa emaknya yang ngaku-ngaku engineer kue (katanyaaa baking is engineering gitu loh!) ini gak bikinin roti aja tiap hari? Emmphh, mau jawaban jujur atau jawaban menyenangkan?
Jawaban jujurnya siy emmm… karena emaknya males mesti bangun pagi-pagi untuk nyiapin adonan rotinya tiap hari ^_^ Walaupun adonannya sudah disiapkan malamnya dengan resep no knead bread, dimana adonannya diistirahatkan semalaman dalam kulkas, tapi kan tetap aja kudu bangun jam 4 pagi utk ngeluarin adonannya dari kulkas lalu dibiarkan dulu di suhu ruang, giles-giles dan bentuk-bentuk dikit trus masukin ke oven yak ??
Orang bilang rasa males itu seringkali malah memunculkan banyak ide. Ide brilianku adalah … kenapa gak beli aja bread maker? Itu termasuk ide brilian gak? Males mah males aja, gak usah kebanyakan alesan yaaa!!
Ya sudah, pokoknya aku mau beli Bread Maker saja lah! Titik.
Pertanyaan berikutnya, bread maker yang mana yang mau dibeli?
Salah satu pertimbanganku adalah si Bread Maker gak boleh terlalu lebar menyita tempat di atas meja, karena memang tempatnya sangat terbatas. Kalau lihat-lihat gambar Bread Maker di atas, rata-rata menyita tempat yang agak lebar. Dan yang ramping memang si Panasonic SD P104 ini.
Pertimbangan berikutnya adalah dispenser ragi. Maksudnya begini, ada bread maker yang tidak ada dispenser raginya sehingga ragi harus dimasukkan langsung ke dalam adonan sejak awal. Sementara bread maker yang ada dispenser raginya, ragi akan dicemplungkan belakangan sesuai langkah pembuatan roti yang sudah diprogramkan.
Lalu bedanya apa? Untuk hasilnya seharusnya gak ada bedanya ya. Karena yang tidak ada dispenser raginya pun bisa bikin roti yang empuk. Jadi ini bonus ajah untuk menenangkan diriku yang sering pakai delay timer, takut lupa memasukkan ragi terlalu dalam sehingga menyentuh cairan padahal prosesnya baru akan dimulai berjam-jam kemudian.
Selain roti tawar, bread maker ini bisa bikin macem-maem juga loh. Tapi aku cuma bikin roti tawar saja dan sesekali buat adonan roti saja. Karena belum sempat aja siy mau coba-coba yang lain, jadi si bread maker masih difungsikan sesuai tujuan awal pembeliannya yaitu untuk membuat roti tawar fresh enak setiap pagi.
Untuk konsumsi listrik klo dibanding-bandingkan kurang lebih sama deh antar satu merek dengan merek lainnya :
Kapasitas 4,2 gram – 280 gram
Daya listrik yang dibutuhkan : 360-428 Watt
Memiliki pelindung panas berlebih
Timer untuk delay processnya sampai 13 jam
Panjang Kabel 0,9 meter
Tagihan listrikku sih gak naik, untuk pemakaian setiap hari rata-rata satu kali pembuatan roti. Jadi kalau dihitung-hitung biaya pembuatan roti dibandingkan beli roti jadi, menurutku gak bisa aku bandingkan karena repot ngitung biayanya hahaha.
Yang bisa aku bandingkan adalah roti yang dibuat dengan bread maker ini jadinya lembut banget dan enaak. Teman-teman anakku sampai bertanya rotinya beli dimana, dan minta dibawakan lebih supaya mereka bisa ikutan makan.
Dan terutama kenyamanan dan waktu yang efisien dalam menyiapkan roti ini yang menurutku gak bisa dihitung, karena roti ini harus dibuat setiap hari untuk dibawa pagi. Tak perlu lah emak rempong bangun pagi-pagi cuma untuk membuat roti kan?
Nah setelah dua tahun pakai bread maker ini yang sebenarnya tak banyak cingcong, maka ini adalah beberapa tipsku untuk pengguna bread maker tipe ini ya:
- Perhatikan suhu ruangan. Bila suhu ruangan dapur mendadak jadi lebih panas dari biasanya, beberapa kali aku dapati roti yang dibuat gagal mengembang alias jadinya padat bantat begitu saja. Cara mengatasinya, pindahkan bread maker ke bagian rumah yang tidak terlalu panas.
-
Kalau roti sudah matang, yang ditandai dengan alarm yang memanggil-manggil, sedapat mungkin bersegeralah untuk membuka tutupnya dan mengeluarkan roti dari dalam bread maker. Karena pernahlah suatu ketika alarm tak mampu membangunkanku dari tidur, dan si roti yang sudah matang selama 20 menitan ada di dalam bread maker. Ketika aku buka tutupnya, terlihatlah roti yang sudah kempes menciut karena kepanasan, hehehe. Jadi jangan sampai terlambat angkat roti matangnya yaa…
-
Roti tawar yang dibuat dengan Bread Maker, pasti ada lubangnya di dasar roti, seperti gambar berikut ini. Lubang itu adalah bekas pisau pengaduk adonan.
- Roti tawar yang dibuat dengan resep asli dari Bread Maker ini teksturnya lembuuuttt banget seperti kapas, sehingga aku kesulitan memotongnya dengan pisau roti biasa, bahkan sudah dibantu dengan Bread Slicer. Akhirnya aku memilih untuk investasi pisau listrik Kenwood demi bisa memotong roti tawar lembut ini dengan rata dan proporsional.
Last Updated: 29 April 2020
Discover more from Cakefever.com
Subscribe to get the latest posts sent to your email.