Cara Menghitung Harga Jual Kue Rumahan

Sudah bisa membuat kue yang enak? Sudah dapat pujian dari keluarga, sodara dan tetangga? Kalau begitu, mari kita mencoba berjualan kue!

Biarpun cuma bisa bikin satu kue yang enak, tetap PeDe untuk jualan donk! Roti Boy aja juga cuma punya satu jenis roti di gerainya. Jadi tidak perlu harus menguasai puluhan resep kue-enak hanya untuk berjualan. Cuma bisa bikin satu macam kue aja? ya ndak pa-pa, jual saja kue andalan kita itu. Aku pun dulu baru saja bisa bikin Blueberry Cheese Cake, langsung jualan hehehe.

Kalau mau jualan kue, tentunya kita harus bisa menetapkan harga jual kue kita. Aku akan share cara sederhana menentukan harga jual kue yang akan kita pasarkan. Karena masih skala bakul kue rumahan, perhitungan ini bisa jadi tidak terlalu detail. Contohnya: dalam melakukan pembuatan kue misalnya kita masih menggabungkan penggunaan listrik, air dan gas antara kebutuhan produksi kue dan pemakaian keluarga sehari-hari. Tapi tentu kita akan tetap hitung ya. Contoh lainnya adalah biaya investasi peralatan yang tidak dimasukkan ke dalam perhitungan ini dengan pertimbangan kita memulai usaha kue ini paling tidak sudah memiliki peralatan “seadanya” untuk membuat kue andalan kita itu… Yuk kita mulai.

Bagaimana Caranya Menghitung Biaya Produksi Kue?

Hitung Biaya Bahan Dengan Detail Termasuk Untuk Kebutuhan Topping Kue Seperti ini | Min an – pexels

Yang pasti, kalau jualan tentunya kita gak mau rugi kan? Supaya gak rugi, maka seluruh pengeluaran yang kita lakukan harus terbayar oleh harga jual kue kita.

Apa saja pengeluaran kita?
1. Bahan Baku Kue + kemasan
2. Biaya operasional : Listrik, Gas, Air
3. Biaya tenaga kerja yaitu kita sendiri dan asisten bila ada

Ketiga hal di atas adalah biaya langsung produksi yang pasti akan kita keluarkan tiap kali kita membuat kue untuk dijual. Biaya lainnya yang bisa dianggarkan adalah:
1. Biaya resiko
2. Biaya marketing
3. Biaya fluktuasi kenaikan harga barang baku.

Yang paling jelas perhitungannya adalah nomor 1, yaitu bahan baku kue + kemasan.

Baca Juga:  Cara Merawat dan Memperbaiki Oven Gas

1. Detailkan biaya bahan kue dan kemasan

Gampangnya adalah dengan menghitung jumlah biaya yang dikeluarkan untuk bahan yang digunakan untuk membuat kue per satu resep. Dan satu resep ini harus diketahui akan menghasilkan berapa banyak kue untuk bisa menghitung jumlah kemasan dan untuk menentukan harga jual per satuan kue nantinya setelah semua hitungan kita lengkap.

Contoh menetapkan harga jual kue, kita akan menghitung biaya pembuatan satu resep Pennylane Brownies, silakan lihat resepnya, di situ ada gula, terigu, minyak, dst. Contoh menghitung sederhananya:

  • Karena gula biasanya dijual kiloan maka cara menghitungnya 360gram/1000gram dikali harga gula sekilo = (360/1000) x Rp10000 = Rp 3600
  • Minyak dijual per liter, tinggal bagi 225/1000 x harga minyak seliter
  • Telur 4 butir bagaimana menghitungnya? Lihat saja dalam satu kg telur ukuran sedang biasanya dapat berapa butir? Katakan satu kg telur ukuran sedang ada sekitar 14 butir seharga Rp 15.000. Jadi harga satu telurnya = Rp 15.000 dibagi 14 =  Rp 1072
  • Teruskan hitung sampai selesai satu resep maka akan didapatkan total biaya bahan.
  • Satu resep Pennylane Brownies bisa jadi 2 loyang ukuran 30×10, berarti mesti beli kotak ukuran 30×10. Masukkan lagi biaya tersebut.

Dari hitungan di atas, kita temukan total biaya bahan baku + kemasan Pennylane Brownies. Untuk perhitungan biaya lainnya, kita bisa gunakan persentasenya saja, contohnya:

  1. Biaya Operasional (gas,listrik,air) : 20% dari Bahan Baku
  2. Tenaga kerja : 25% dari Bahan Baku
  3. Biaya Resiko : 10% dari Bahan Baku
  4. Biaya Marketing % dari Bahan Baku
  5. Fluktuasi harga barang : 5% dari Bahan Baku)
  6. Keuntungan : Terserrahhh … oke deh 100% dari Bahan Baku

2. Hitung Biaya Non Teknis Lainnya

Kita bahas ya kenapa 1-6 ini mesti dihitung juga.

No.1 : Biaya operasional ini memang agak rempong menghitungnya karena penggunaannya masih bergabung dengan penggunaan rumah tangga. Jadi cuma bisa dibuat persentase saja. Nanti kalau usahamu sudah besar, nak, maka biaya operasional ini akan jadi satu pos tersendiri yang kamu akan cenut-cenut memikirkan cara menghematnya di kemudian hari 😉

Baca Juga:  Cara Mudah Membungkus Loyang Au Bain Marie

No.2 : Biarpun kamu mengerjakan sendiri kue yang kamu jual, kamu tetap harus menghitung biaya tenaga kerja. Sehingga nanti kalau pun usahamu sudah mengharuskan kamu memiliki satu atau dua asisten, maka sudah ada pos biayanya.

No.3 : Biaya resiko ini bisa dihilangkan kalau misalnya kamu jualan kue dengan sistem Pre-Order atau PO. Jadi kamu bisa memastikan tidak akan ada kue yang tidak terjual, karena kamu sudah tahu persis jumlah kue yang harus dibuat. Tapi kalau kamu jualan kue dengan ada resiko kue yang tidak laku hari itu, maka ada baiknya kamu masukkan persentase Resiko ini kedalam perhitungan.

No.4 : Ini juga bisa tidak dimasukkan kalau kamu merasa untuk setahun ke depan kamu gak perlu hire Selebgram untuk endorse kue jualan kamu, hehehe. Atau kamu tidak merasa perlu menghitung kue-kue sampel yang kamu buat dan bagikan ke teman, tetangga, sodara-sodara sebagai biaya marketing. Saranku sih, kalau kue sampel ini rutin dibuat dan dibagikan, maka harus dimasukkan ke dalam komponen biaya.

No.5 : Fluktuasi harga barang terutama terjadi menjelang Hari Besar. Telur meroket, gula menanjak, itu sudah jadi suatu keniscayaan. Jadi siapkan biayanya ya supaya kamu tidak perlu menaikkan harga kue tiap kali Hari Besar tiba.

No.6 : Setelah semua persentase diatas dimasukkan, maka kamu sudah boleh menentukan berapa profit yang kamu inginkan untuk kue yang kamu jual. Berapa pun persentase keuntungan yang kamu inginkan, Halal kok.

Bagaimana Menghitung Harga Jual Kue yang layak?

Cookies homemade dalam kemasan kaca yang cantik | Angela van oeffelen – Pexels

Sudah dapat total biaya produksi, dan sudah menetapkan berapa profit yang kita inginkan. Lalu setelah itu kita biasanya akan bertanya-tanya, harga jual kue kita kemahalan gak yah? Mesti cek harga kue tetangga sebelah gak ya?

Jawabannya adalah kita tidak perlu cek harga tetangga sebelah, apalagi cek harga di penjual kue Subuh. Kue yang kita buat adalah kue homemade. Bila memang kue kita enak, orang akan bersedia membeli. Apalagi kalau kue homemade buatan kita itu memiliki kelebihan tersendiri, misalnya dibuat dengan bahan-bahan organik, tanpa pengawet dan selalu baru karena dibuat berdasarkan pesanan.

Baca Juga:  Tepung Ketan : Fungsi dan Cara Menyimpannya

Tapi kalau memang produk kue buatan kita kategori kue sejuta umat, misalnya jualan kue brownies, boleh-boleh saja untuk cek produk sejenis. Jangan patah semangat dulu kalau kue brownies tetangga harganya murah banget. Bisa jadi bahannya bukan bahan premium atau dia sudah punya langganan pemasok bahan baku kue yang lebih murah. Memang sih kelemahan kue-kue homemade biasanya di harga bahan baku. Karena jumlah produksi kita tidak terlalu banyak, jadi misalnya gak bisa beli telur ribuan butir atau mentega puluhan kilo. Sehingga kita tidak bisa mendapatkan harga bahan baku yang lebih murah karena ya memang kita tidak bisa membeli dalam jumlah yang cukup besar untuk mendapatkan diskon tambahan.

Tapi aku sih tetap gak mau perang harga, karena perang harga itu capek, jendral! Lebih baik perbaiki ekspektasi pelanggan saja. Misalnya rasa kue kita. Atau perbaiki kemasan kita jadi lebih cantik. Atau fitur dari kue, misalnya brownies topping Kitkat akan lebih wow di mata pelanggan daripada misalnya brownies panggang coklat biasa. Hal-hal seperti ini bisa meningkatkan harga jual kue kita, dan kita bisa menghindari perang harga.

Pengalaman membuktikan kalau penggemar kue enak itu selalu kembali ke rasa yang dulu pernah ada… hehehe. Artinya kalau kue kita enak, pelanggan suka, walau kue sejuta umat tetap saja pelanggan akan terkenang rasa enak kue kita dan kembali order. Apalagi sudah yakin kalau bahan-bahan yang kita pakai memang bahan yang baik dan halal. Ini salah satu contoh value added yang bisa kita tawarkan kepada pembeli yang menjadi konsumen kue yang kita buat sendiri.

Baiklah, mudah-mudahan sharing ini bermanfaat dan tetap semangat yaah!!

By Ferona

A Blogger, Lazy Gardener and Baking-Blues Baker ^_^

62 Comments

  • Salam kenal juga ya Ira … 🙂 mudah-mudahan informasi di web ini bermanfaat juga buat ira ya …

  • Web nya baguss bgt mba, n mba mura hati bgt mau share semua ilmunya. Aku kl bikin kue jg menghindari pengembang dan sejenisnya, kecuali roti n donat yg memang butuh itu. Pengen juga jualan kue…
    Salam kenal…

  • Aluminium Foil yang bentuk wadah itu kan ya maksute? bukan yang lembaran?
    Aku biasa beli di Pasar Jatinegara atau di TBK Mira … harganya lumayan murah. Kalau memang sudah dalam jumlah lebih banyak lagi, bisa cari contact Produsen-nya…

  • terima kasih pak Jauhari.. thx juga sudah berikan link untuk menambah referensi menghitung harga jual kue 😀

  • mb, gmn ya cranya buat nastar yg bisa lemmmbut dan pyuurrr klu digigit ????

  • Tanya dong mba, klo tempat penjualan alumunium foil (yg sdh dlm bentuk kemasan) secara grosir di Jakarta dimana ya mba? Need ur recommendation.
    Terimakasih atas bantuannya

    Regards,
    Kiki

  • Mba….
    stelah baca info di atas aq seneeeeng banget, kebetulan lg butuh info tsb.jd ada bayangan cara ngejual kue yg aq buat.
    nah…skg aq ada yg msh bingung cara menghitung perbandingan bahan kue apabila loyang diperbesar atw double ( apakah resepnya dikalikan 2 atw gmana ? )

    atas sarannya,mksh.
    salam kenal ya mba….

  • ada yg fanatik edam dan ada pula yang lebih suka parmesan .. kalo aku bikin kastengel, ya pakai keju cheddar biasa aja… hehehe

  • Mba Fero,Thx for the tip. Sy baru merintis toko kue. Keju yg bagus untuk kue kering (kastengel, nastar) itu apa mba?

  • iya, emulsifier seperti tbm dan sp… aku skip karena memang tidak perlu pakai additif tersebut kalau sudah menggunakan telur yang segar. Hanya alasan kesehatan saja, supaya kue-kue yang aku buat minimal bahan tambahan yang tidak terlalu perlu 😉

  • aku mau tanya mbak, kenapa di setiap resepnya cake emulsifer selalu di skip mbak??

    cake emulsifer tu seperti tbm dan sp kan??

    trims mbak…..

  • Makasih mbak, saya dapat tambahan cara ngitung gas nya, :))

  • aku kagum sm mba, udah punya toko kue, tp msh mau berbagi ilmu
    beli resep aja, bnyk yg bo’ong (GaTot).
    smoga cakefever tambah jaya sentosa….(amiiin)

  • Seneng banget baca tip-tipsnya mba…tks sudah berbagi ilmu..sukses terus ya mba..

  • Terima kasih doanya ya Non… Mudah-mudahan sharing dariku yang ilmunya terbatas ini bermanfaat ya…

  • mbak ..

    A baru ja baca artikel tsb diatas ….
    G bisa ngomong banyak selain cm bs bilang …
    Makasih banyak y mbak tuk infonya, sama spt yg mbak inon blg ..
    Subhannallah …. hari gini dah susah nyari orang yg mau berbagi ilmu dgn jujur dan ikhlas … hanya org yg benar2 mengenal agama dgn baik lah yg bisa melakukannya …
    Setelah mengenal blog mbak … trs trg a lbh suka bikin kue base on resep mbak … sekali lg tks y mbak.

  • mbak nan wajahnya sejelita hatinya. Thanx alot yah info2 handalnya. SubhanAllah,,jaman segenee masih ada yg ga pelit info u/ mengatasnamakan “profit”. Semoga Allah memberkahi mbak sekeluarga,amin..

  • ayo ayo.. kan aku dah kasih contekan ngitung harga jual kue kaan… coba dipraktekin ngitung modal blueberry cheese cakenya 😉

  • Ba..kira2 mdl bikin blueberry cheesecake brpan? º°??°º?:)ª:)K:)ª:)§:)?:)?º°??° ya tips nya bagus2

  • mb….makasih banyak sharenya….alhamdulilah, masih ada org yg gak pelit ilmu kayak mb…..

Saran? Pertanyaan? or just say hi? Leave your comment yaah ^_^

Artikel Lainnya

Discover more from Cakefever.com

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading