Kamu sudah mulai jualan kue buatanmu sendiri? Tapi bingung bagaimana cara memasarkannya? Sungkan kalau mesti nawarin satu per satu ke teman-teman? Atau sudah mulai jualan dan sudah ada pembeli, tapi kok omzet jualan naik turunnya kayak grafik jantung ?
Di sini kamu mungkin sudah mulai membutuhkan trik-trik pemasaran sederhana. Dan karena sekarang #jamanPandemi, maka jualan makanan online pun menjadi trend. Jangan ketinggalan yah… Simak tipsnya di bawah ini.
Memulai Jualan Kue.
Waktu aku baru bisa membuat blueberry cheese cake yang menurutku enak, aku membawa beberapa slice ke kantor dan dicicipi bersama-sama teman-teman. Awalnya aku cuma ingin tahu apa pendapat mereka, dan aku super pede aja bilang kalau aku terima order loh. Harganya waktu itu pun aku masih asal sebut :)) … Boro-boro dah aku menghitung-hitung costnya, baru juga bisa bikin cheese cake. Kebetulan aku pernah membeli cheese cake buatan temanku dan aku menyebutkan harga cheese cake yang dijualnya. Hari itu juga ada yang langsung pesan loh, dua orang teman pesan masing-masing ukuran 20 cm. Dan memang cuma ada ukuran 20 cm sebab aku cuma punya satu loyang bongkar pasang ukuran 20 cm, Hahaha.
Karena udah ada teman yang pesan, aku pun posting dong di Facebookku. Dan dari posting iseng itu total aku terima pesanan 9 loyang Blueberry Cheese Cake. Si newbie ini langsung gegayaan mau bikin 9 loyang cheese cake, wkwkwk. Padahal loyang cheese cake-nya aja cuma punya satu. Oven juga masih oven tangkring. Kotak kue juga belum kepikiran mau pakai yang bagaimana dan beli dimana. Ikut kata Mba Fatmah Bahalwan, rejeki jangan ditolak. Jalani saja. Ya pastinya tunggang langgang ngerjainnya waktu itu, karena memang banyak yang belum dikuasai, terutama soal mengelola order dengan keterbatasan alat dan waktu. Walau tunggang langgang tapi yang jelas heppii …
Itu cerita awal aku mulai jualan kue.
Naah sekarang kamu kan yang mau mulai jualan kue? Semangat!
1. Bagaimana cara memperkenalkan kue kita?
Ok. Sekarang kamu sudah punya kue andalan yang mau dijual, kan? Kamu mungkin sudah membuat banyak sampel dan nawarin ke teman-teman, tetangga dan saudara-saudara. Tapi orderan kok masih sepi-sepi aja ya?
Tenang.
Yang jelas sebagai pendatang baru di dunia kue, kita mesti memperkenalkan diri. Biasanya cara memperkenalkan kue kita adalah dengan membuat sampel kue. Namun saat membagikan sampel kue pun ada triknya sehingga sampel kue yang kita buat tidak hanya sekedar habis dinikmati tanpa menghasilkan order. Ingat loh bahwa membagikan sampel kue ada biaya yang kita tanggung. Jadi kita mesti membuat strategi juga saat membagikan sampel kue agar bisa berbuah order.
2. Cara efektif membagikan sampel kue.
Pertama-tama, saat memberikan sampel kue kepada siapapun, jangan malu-malu menyebutkan bahwa kamu menerima orderan kue.
Kedua, pilih siapa saja yang akan kamu berikan sampel kue buatanmu itu. Tipsnya sama seperti ketika kamu harus memilih influencer untuk mempromosikan kuemu. Bedanya kamu tidak perlu membayar teman-teman yang akan menjadi endorser kue-kuemu. Pilih teman yang kamu tahu memang suka makan kue dan yang memiliki banyak teman lainnya. Akan lebih baik lagi kalau mereka juga aktif di media sosial. Teman-teman ini akan secara spontan mempromosikan kue buatanmu, terutama bila mereka suka dengan kuenya.
Ketiga, kalau kamu sudah punya pembeli atau pelanggan, berikan kejutan pada mereka. Berikan sampel kue kepada pelanggan yang paling sering memesan dan tawarkan di order berikutnya dia bisa mendapatkan promo misalnya buy 1 get 1 free untuk sampel kue yang dia dapatkan. Jangan lupa untuk membuat daftar pelanggan yang akan mendapatkan promo ini.
3. Promosi di media sosial.
Ramaikan media sosialmu. Tapi jangan melulu nawarin dagangan. Postinglah sesuatu yang lucu dan menyenangkan yang bisa jadi tidak ada hubungannya dengan daganganmu. Tentunya supaya medsosmu tidak ditinggalkan teman-teman atau followermu. Untuk jualan, kamu memang bisa buat akun medsos khusus untuk jualanmu, tapi kan butuh waktu untuk ngumpulin followers. Jadi bisa menggunakan medsos pribadimu juga supaya lebih cepat terpublikasikan.
Bisa juga kamu promosikan melalui grup-grup Facebook, perhatikan aturan promosi tiap grup ya, jangan sampai kamu dikeluarkan dari grup karena dianggap tidak mematuhi aturan grup tentang promosi dagangan.
4. Pelihara kepercayaan pelanggan.
Nah ini metode pemasaran yang paling penting sebenarnya. Percaya gak kalau jualan kue itu paling efektif melalui word of mouth alias rekomendasi antar teman? Apalagi tau sendiri deh yang biasa beli kue atau makanan itu kan biasanya perempuan dan most likely adalah ibu-ibu yang pastinya punya geng, entah geng arisan, geng fesbukan, geng antar anak sekolah dan lain-lainnya. Kalau mereka puas, biasanya mereka sendiri yang akan mempromosikan dagangan kita ke teman-temannya, sodara, tetangga dan lain-lain.
Puas itu so pasti berkaitan dengan rasa makanan yang dibeli oleh pelanggan. Tapi gak selalu itu sih. Bisa jadi mereka puas dengan kualitas packing makanannya yang terlihat rapi, cute dan bersih. Mereka bisa juga puas dengan ketepatan waktu pengantaran kue. Atau puas dengan komunikasi kita yang super ramah lho.
Satu hal penting lagi adalah memuaskan pelanggan kita yang pernah kecewa, walau mungkin di atas kertas tampaknya kita yang rugi. Misalnya, ada pelanggan yang menerima kue kita dalam keadaan rusak akibat penanganan kurir dan dia komplain ke kita. Jangan dibalas dengan ‘waduuh itu kan kesalahan kurir. Ibu gak baca Terms n Conditions toko ya kalo kami tidak bertanggung jawab atas kerusakan akibat kurir.. blah blah…’ Duh itu pelanggan langsung kecewa banget deh.
Lalu apakah kita mesti selalu mengganti kue yang rusak karena kurir?
Nggak begitu. Yang penting antisipasinya, pertama, paling tidak sebelum dibawa kurir, kirimkan foto kondisi kue sebelum diambil kurir dan saat masih ada di kita. Jadi kalau pun nanti rusak di jalan, pelanggan lebih bisa memahami bahwa saat belum dibawa kurir, penampakan kue ini aslinya bagus loh.
Kedua, pikirkan packing yang paling aman yang bisa kita siapkan untuk si kue dan hindari pengiriman jarak jauh bila kue kita jenisnya yang gampang meleleh atau gampang berantakan, misalnya, klappertaart. Klappertaart itu memang gampang hancur. Jadi memang mesti dimodali dengan packing yang lebih kokoh. Kalau pun nambah biaya, orang kebanyakan sudah tahu bahwa klappertaart memang bukan kue murah, jadi ya gak apa-apa. Apalagi kalau klappertaart kita memang enak. Mahal sedikit asalkan kue sampai selamat aman sentosa tidak kurang suatu apapun, pelanggan pasti bisa memahami.
Ketiga. Kalau sudah dua cara ini kita lakukan dan masih ada pelanggan yang komplain kuenya rusak dan minta diganti, ada dua hal yang mungkin bisa jadi inspirasi. Setelah kita minta maaf, tawarkan penggantian kue rusak di order dia berikutnya atau segera kirimkan contoh kue kita yang lain kepada dia sebagai permintaan maaf atas kekecewaannya. Tidak perlu selalu mengganti utuh untuk order kue yang rusak karena pengiriman. Dengan mengirimkan sampel kue lainnya, maka selain jadi bentuk permintaan maaf, juga sekalian memperkenalkan kue kita yang lain.
Ini mungkin rugi kalau dihitung uangnya, tapi percayalah rugi ini akan kembali dalam bentuk yang lain. Pelanggan yang sudah diobati rasa kecewanya dan melihat kita adalah penjual yang amanah dan bertanggung jawab, pasti akan order lagi, mengajak temannya order, atau minimal dia akan mendoakan bisnis kita tambah maju. Aammiin …
Discover more from Cakefever.com
Subscribe to get the latest posts sent to your email.